Selasa, 17 Januari 2012

Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Strategi Pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Berikut beberapa ulasan tentang macam-macam strategi pembelajaran:

  • Srategi Pembelajaran Ekpositori (SPE) menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswadapat menguasai pelajaran secara optimal.

  • Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan.

  • SPI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

  • Strategi pembelajaran berbassis masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses pemecahan masalah yang dihadapi secara ilmiah

  • Model pembelajaran kooperatif atau kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

  • Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Metode Pembelajaran itu sendiri yaitu cara yang digunakan guru untuk memberi kesempatan belajar kepada siswa agar dapat mengembangkan/ meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, serta mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Berikut beberapa ulasan tentang macam-macam Metode Pembelajaran:

  • Metode ceramah/ kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik.

  • Metode tanya jawab yaitu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya kepada guru melalui interaksi dua arah (two way traffic).

  • Metode kerja kelompok yaitu bekerjanya sejumlah siswa baik sebagai anggota kelas (keseluruhan) maupun sebagai anggota kelompok. Selain itu, metode kerja kelompok juga dapat diartikan sebagai kegiatan belajar menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan tugas secara bersama.

  • Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternative pemecahan suatu topic bahasan yang problematic.

  • Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah atau di rumah secara perorangan atau kelompok.

  • Metode demonstrasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi, benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru.

  • Metode Jigsaw Dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam

  1. Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya

  2. merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.

Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

Teknik Pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk disampaikan kepada siswa. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan kaedah yang digunakan dan sesuai dengan pendekatan yang dianut.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berlangsung secara continue atau berkesinambungan antara hal yang satu dengan hal yang lain. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya sesuatu yang berbeda atau pembaharuan supaya subjek-subjek yang terlibat dalam pembelajaran itu tidak merasa jenuh. Subjek yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan dalam pembelajaran ini adalah seorang guru.


FUNGSI MANAGEMEN

Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah.

A. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sampai saat ini, masih belum ada konsensus di antara baik praktisi maupun para teoritisi mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen. Sering pula disebut unsur-unsur manajemen.

Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:

1. Forecasting

Forecasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.

Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah lulusan SLTA dan lain sebagainya.

2. Planning termasuk Budgeting

Planning sendiri berarti merencanakan atau perencanaan, terdiri dari 5, yaitu :

a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya.

b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.

c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi

d. Mengembangkan alternatif-alternatif

e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.[1]

Bisa juga dirumuskan secara sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Pembahasan yang agak kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai. Selain itu juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk di dalamnya penetapan budget.

Lebih tepatnya lagi bila planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.

3. Organizing

Dengan ini dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi. Dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian terdiri dari :

a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.

b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.

c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.

d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.

e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.

4. Staffing atau Assembling Resources

Istilah staffing diberikan Luther Gulick, Harold Koontz dan Cyril O’Donnell[2]. Sedangkan assembling resources dikemukakan William Herbert Newman.[3] Kedua istilah itu cenderung mengandung arti yang sama; pen-staf-an dan staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

5. Directing atau Commanding

Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Directing atau commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.

6. Leading

Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen, dikemukakan oleh Louis A. Allen[4] yang dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :

a. Mengambil keputusan

b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan

c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak

d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya

e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[5]

7. Coordinating

Salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :

a. Dengan memberi instruksi

b. Dengan memberi perintah

c. Mengadakan pertemuan-pertemuan dalam mana diberi penjelasan-penjelasan

d. Memberi bimbingan atau nasihat

e. Mengadakan coaching

f. Bila perlu memberi teguran.[6]

8. Motivating

Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

9. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.

10. Reporting

Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:

1. Perencanaan

Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu :

a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.

b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan

Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

3. Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.

4. Pembinaan

Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.[7]

Ada beberapa pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh beberapa penulis, yaitu :

1. Louis A. Allen : Leading, planning, organizing, controlling

2. Prajudi Atmosukirjo : planning, organizing, directing atau actuating, controlling.

3. John Robert Beishline : perencanaan, organisasi, komando kontrol

4. Henry Fayol : planning, organizing, coordinating, commanding, controlling.

5. Luther Gullich : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.

6. George R. Terry : planning, organizing, actuating, controlling.[8]

B. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian, yaitu :

1. Division of work

Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat berkembang maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.

2. Authority and Responsibility

Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta kepatuhan.

Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang) harus diberikan kepadanya.

3. Discipline

Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

4. Unity of command

Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.

5. Unity of direction

Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities having the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memfokuskan usaha.

6. Subordination of individual interest to general interest

Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.

7. Remuneration of Personnel

Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Di samping itu agar pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan.

8. Centralization

Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.

9. Scalar chain

Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah.

10. Order

Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.

11. Equity

Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.

12. Stability Of Tonure Of Personnel

Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.

13. Initiative

Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.

14. Ecsprit de Corps

“Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk merealisir pembahasan itu.

C. Hubungan Masing-masing Fungsi

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen antara yang satu dengan lain adalah saling kait mengaitkan. Dengan kata lain saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti, organizing dan staffing, merupakan 2 fungsi manajemen yang erat hubungannya yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, dan staffing berhubungan dengan penetapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada dalam organisasi tersebut.[9]

Meskipun demikian, fungsi perencanaan merupakan landasan fungsi manajemen yang lain dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya perencanaan, begitu pula sebaliknya.

KESIMPULAN

Fungsi manajemen bukan hanya terdiri dari fungsi pokok dan umum, tetapi ada beberapa penulis yang berpendapat tentang fungsi manajemen yang pada intinya adalah sama. Selain prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol dibagi menjadi 14. Dan hubungan masing-masing fungsi sebenarnya saling kait mengait dan tidak pernah berdiri sendiri, dengan kata lain saling mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa, MBS: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Rosdakarya, 2005.

Harold Koontz & Cyrill O’Donnell, Principles of Manajemen to Analysis Manajerial Function, Tokyo: Kogakusha Company, Ltd., Asian Student.

Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung: Tarsito, 1986.

Louis A. Allen, Karya Manajemen, terj. J.M.A Tuhuteru, Jakarta: PT. Pembangunan.

M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963.

William Herbert Newman, Administrative Action, New York: Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, 1957.


[1] Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung: Tarsito, 1986, hlm. 16-17.

[2] Harold Koontz & Cyrill O’Donnell, Principles of Manajemen to Analysis Manajerial Function, Tokyo: Kogakusha Company, Ltd., Asian Student.

[3] William Herbert Newman, Administrative Action, New York: Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, 1957.

[4] Louis A. Allen, Karya Manajemen, terj. J.M.A Tuhuteru, Jakarta: PT. Pembangunan, hlm. 68-69.

[5] M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963, hlm. 23.

[6] Ibid.

[7] E. Mulyasa, MBS: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Rosdakarya, 2005, hlm. 20-21.

[8] M. Manulang, op.cit., hlm. 19.

[9] Ibid., hlm. 22.

MENILAI HASIL BELAJAR

MENILAI HASIL BELAJAR

Menilai hasil belajar merupakan unsur penting dalam proses perancangan pengajaran.setelah menguji siswa,anda perlu mengenali sasaran pengajaran yang akan dicapai.kemudian anda memilih tata cara pengajaran untuk mencapai sasaran tersebut.akhirnya anda harus mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah menguasai pengetahuan yang dipelajarinya,dapat memperagakan keterampilannya dan menunjukkan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang dituntut sasaran tersebut.

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN DAN SASARAN PENGAJARAN

Harus ada hubungan langsung antara sasaran belajar dengan soal ujian.beberapa pakar bahkan menyarankan agar segera setelah isi bahan ajar dan rincian tugas selesai ditulis,anda harus langsung membuat soal ujian yang berhubungan dengan isi pelajaran tadi.kemudian,soal dapat ditulis kembalisebagai sasaran belajar.tampaknya tata cara ini seperti perencanaan terbalik,namun hal ini menunjukkan pentingnya menghubungkan secara langsung penilaian dengan sasaran pengajaran.

Sudah lazim menurunkan soal ujian dari sasaran,sedangkan isi bahan ajar dan butir tugas digunakan sebagai rinciannya.segera setelah anda puas dengan cakupan dan kelengkapan sasaran pengajaran,anda akan siap memikirkan cara menilai sasaran tersebut.hasil dari kegiatan ini adalah uji akhir suatu alat ukur hasil belajar pada waktu pokok bahasan atau unit pelajaran yang telah selesai dipelajari.

A. CARA MENILAI HASIL BELAJAR SISWA

Ada pun cara menilai hasil belajar siswa antara laian:

1. Mengadakan ujian tertulis

Bagian terbesar dalam sasaran ranah kognitf dinilai denga ujian yang disiapkan secara tertulis.ujian dapat terdiri dari berbagai macan jenis dan terbagi dalam dua kategori yaitu bentuk jawaban tertulis.beberapa sasaran belajar mungkin lebih baik diukur dengan suatu jenis ujian dari pada dengan jenis ujian lainnya.karena itu anda harus mengenal berbagai pertimbangan yang dapat mempengaruhi pilihan anda.bahasan berikut menunjukkan ciri setiap ujian yang lazim digunakan.

·

Penilai pada soal ujian dalam kategori ini dapat dengan mudah menyepakati jawaban yang benar.itulah sebabnya ujian ini disebut ujian objektif.kategori ini terdiri atas soal yang harus dikenali oleh siswa dan sebuah jawaban dari dua pilihan atau lebih,atau tiadak membri respon terhadap pernyataan yang disiapkan.tidak ada tulis menulis,yang ada hanyalah menjawab pertanyaan.

Soal pilhan ganda merupakan jenis aneka guna yang sering dipakai.kesemua jenjang taksonomi ranah kognitif bloom dapat diuji dengan soal pilihan ganda.macam ujian objektif ini bermanfaat sekali pada saat menilai aspek hasil belajar yang lebih rumit dalam ranah kognitif,termasuk kemampuan siswa dalam berpikir,membeda-bedakan,menerka-nerka banyak berkurang adanya tiga sampai lima pilihan.

· Ujian berjawaban tertulis

Ujian ini beraneka jenis,mulai dari yang mempersyaratkan jawaban jawaban satu kata sampai kepada yang mempersyaratkan jawaban panjang atas pertanyaan yang rumit.manfaat penting dari ujian berjawaban tertulis ini adalah bahwa sasaran jenjang kognitif tinggi dapat dinilai dengan memuaskan.

Soal esai merupakan soal yang bermanfaat untuk menguji jejjang berpikir kognitif yang tinggi.khususnya,sasaran pengajaran pada jenjang analisis,sintesis,sintesis,dan evaluasi,dapat diukur apabila siswa diminta menyusun dan mengungkapkan pikiran mereka dalam suatu kerangka terstruktur,menguraikan hubungan dan mempertahankan pendapat secara tertulis.

B. MENILAI KINERJA

Melalui ujian kinerja,anda akan dapat menetukan seberapa baik siswa mampu melaksanakan tugas tertentu atau serangkaian tugas yang saling berhubungan.perhatian telah dicurahkan pada mengukur pengetahuan kognitif yang dituntut oleh sebuah tugas (mengenali berbagai bagian suatu perlengkapan,fungsinya,dan pengetahuan penting yang mirip dan berkaitan dengan hal tersebut.). tingkat keterampilan yang dipersyaratkan perlu ditentukan.jenis proses belajar yang perlu dinilai,yang berkenaan dengan tingkah laku psikomotor antara lain:

· Keterampilan jasmani:menggunakan mesin,perkakas,tata cara pelaksanaan,membuat sesuatu.

· Keterampilan berpikir:mencari penyebab munculnya masalah,memecahkan persoalan,hubungan dengan orang lain (masyarakat).

Tolak ukur kinerja dinilai berdasarkan persyaratan sasaran pengajaran dan harus sama dengan yang dicakup dalam pengajaran.sebelum tahap ujian,siswa harus diberi kesempatan untuk berlatih dan menerapkan keterampilannya guna memperlihatkan prestasi belajarnya.dengan denikian,ia akan siap untuk mengerjakan ujian itu dengan baik.

C. TAHAPAN DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR

Adapun tahapan-tahapan dalam penilaian hasil belajar adalah:

· Swa penilaian oleh siswa

Asa yang penting yang menentukan keberhasilan belajar adalah memberikan balikan peserta tentang sejauh mana ia telah belajar pada waktu kegiatan belajar itu berlangsung.ini dapat dicapai dengan memberikan ujian pendek pada akhir setiap kegiatan belajar atau pada akhir suatu unit.beri siswa kesempatan memeriksa sendiri jawabannya.hasil kegiatan ini menyebabkan siswa tahu apakah bahan yang dipelajari telah dipahami dengan memuaskan atau apakah ia perlu mempelajarinya lagi.

Dengan menyelesaikan ujian seperti ini,siswa dapat mengetahui kemajuannya,mengetahui kesulitan atau kekeliruan pemahamannya,serta menelaah bahan pelajaran sebelum ia menempuh ujian yang diberikan oleh guru,yang mencakup semua sasaran yang sama.tata cara ini dapat menjamin dengan lebih meyakinkan bahwa siswa siap dan karena itu berhasil dalam ujian akhir untuk unit itu.

· Penilaian formatif

Penilaian ini dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.hasil ujian,reaksi siswa,pengamatan siswa pada waktu belajar,dan beraneka saran dari teman sejawat mungkin menunjukkan kelemahan dalam urutan pelajaran,dalam tata cara,atau mengenai bahan ajar.contohnya,kecepatan mengajar mungkin terlalu tinggi,terlalu rendah,atau siswa mungkin menemukan urutan pengajaran yang tidak menarik,membingungkan,atau terlalu sulit.

Penilaian formatif juga memungkinkan pengajar menemukan bahwa,pada suatu saat dalam urutan pengajaran,terlalu banyak pengetahuan terdahulu dianggap telah diketahui siswa (padahal belum diketahui) atau,bahwa penekanan diberiaka justru pada mata ajar yang telah diketahui oleh siswa,sehingga siswa menjadi kurang perhatiannya.tata cara ujian formatif,atau ujian percobaan dan revisi (dan mungkin ujian ulang dan revisi selanjutnya,apabila perlu) merupakan hal yang penting dalam keberhasilan suatu rencana.tata cara ini tidak saja harus berkaitan dengan kecocokannya dengan sasaran,isi pelajaran,metode belajar,dan bahan,namun juga harus berkaitan dengab peranan tenaga yang terlibat,penggunaan fasilitas dan perlengkapan,jadwal,dan faktor lain yang kesemuanya bersama-sama mempengaruhi prestasi optimum dalam pencpaian sasaran.

· Penilaian sumatif

Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir pelajaran.penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir suatu unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.penilaian sumatif dapat juga berupa kegiatan menindak lanjuti siswa setelah ia menyelesaikan program untuk apakah dan bagaimana ia menggunakan atau menerapkan pengetahuan,keterampilan,dan sikap yang dipelajarinya dalam program.dalam penilaian sumatif tentang keseluruhan program,penilai dari luar program,yang berkemampuan,dapat dilibatkan.penilai akan mengetahui cara membuat alat ukur untuk mengukur sikap siswa dan reaksi pengajar dan cara menganalisis data hasil belajar untuk setiap sasaran.